*MENGGALI SEJARAH SITUS PURBAKALA GUA LAWA SAMPUNG*
|
(Kiri: Ahmad Sofyan.Tengah: Bpk. Rokhim Juru Kunci Situs Purbakala Gua Lawa Sampung. Kanan: Adi Supriyanto)
|
Gua Lawa Sampung merupakan salah satu situs sejarah yang berada di Kabupaten Ponorogo lebih tepatnya di Dukuh Boworejo Desa Sampung Kecamatan Sampung. Bisa di tempuh dari pusat Kota Ponorogo kurang lebih setengah jam perjalanan ke arah barat. Pada zaman dahulu dalam Situs Purbakala Gua Lawa Sampung di tempati oleh manusia purba (zaman mesolithikum) dan situs ini langsung berada dibawah Badan Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Trowulan selain situs Gunung Srandil, Makam Bathara Katong, dan Masjid Tegalsari yang berada di Bumi Reog.
|
(Penjelasan dari Bpk. Rokhim Juru Kunci Situs Purbakala Gua Lawa Sampung)
|
Situs Purbakala Gua Lawa Sampung ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Van Stein Callenfels yang merupakan seorang peneliti dari Belanda dalam penelitiannya di Gua Lawa Sampung pada tahun 1928 pada waktu itu dilakukan penggalian pertama. Selanjutnya penggalian dilakukan sekitar pada tahun 2002, 2003, 2004, dan tahun 2008. Dan kalau kita melihat di media masa ada penggalian lagi pada tahun 2019.
|
(Penjelasan dari Bpk. Rokhim Juru Kunci Situs Purbakala Gua Lawa Sampung)
|
Fosil yang ditemukan di Situs Purbakala Gua Lawa Sampung adalah tulang manusia purba pada zaman mesolithikum. Selain itu, di tempat tersebut juga terdapat penemuan alat-alat diantaranya ujung anak panah, flakes, dan kapak yang semua alat tersebut terbuat dari batu tetapi sebagian juga dari tulang hewan. Sekarang alat dari batu maupun dari tulang berada di Museum Trowulan.
|
(Nampak Gua Lawa dari depan)
|
|
(Nampak Gua Lawa dari depan)
|
Lebar Gua Lawa Sampung ini sekitar 17-18 meter sedangkan ketinggian dari Gua Lawa sekitar 14 meter. Selanjutnya untuk luas halaman dari situs Purbakala Gua Lawa Sampung sekitar 50X40 meter. Dalam situs purbakala ini sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian dari Badan Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Trowulan dan dari Jakarta. Untuk kalangan mahasiswa hanya menggali untuk mengetahui nilai sejarah yang berada di Gua Lawa Sampung.
Pengunjung yang sering datang kesini kebanyakan dari wisatawan lokal daerah, biasanya anak-anak ataupun orang dewasa. Untuk anak anak di sekitar Sampung sendiri biasanya sambil bersepeda barsama sama (rombongan) sekaligus mengisi liburan dengan melihat pesona keindahan alam serta sejarah dari Situs Purbakala Gua Lawa Sampung. Sedangkan untuk pengunjung dari luar kota yakni mahasiswa dari Malang, hampir setiap tahun mampir kesini setelah mereka dari Solo.
|
(Nampak jalan menuju ke Gua Lawa Sampung) |
Jalan masuk menuju ke lokasi Gua Lawa Sampung sekitar 1 KM dari jalan raya Sampung, jalannya berupa tanah dengan melewati teduhnya hutan jati milik Perhutani. Kalau musim kemarau jalanannya banyak daun jati kering yang jatuh berserakan sedangkan pada musim penghujan jalanannya licin (jemek) sehingga sulit untuk di lalui oleh para pengunjung yang transportasi roda dua.
|
(Nampak dari salah satu sudut Gua Lawa Sampung)
|
Karena memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi, banyak kegiatan ritual yang dilakukan di Gua Lawa Sampung tepatnya pada waktu zaman nenek moyang terdahulu. Walaupun era modernitas telah berkembang pesat warga sekitar tak lupa akan nilai-nilai sejarah yang berada di situs purbakala tersebut. "Mereka melakukan kirim doa, tidak menyembah gua tersebut. Intinya mereka berdoa kepada Allah SWT dan mendoakan orang yang babat di Gua Lawa Sampung". ujar Bapak. Rokhim dari salah satu pemaparannya.
Masyarakat sekitar sendiri sangat bangga dengan adanya situs purbakala tersebut, selain itu warga sekitar juga melakukan kegiatan di Gua Lawa Sampung untuk melestarikan (nguri-nguri budaya). Tetapi dari Dinas Pariwisata sendiri hanya mengetahui situs purbakala ini dan belum mampu mengembangkan salah satu situs sejarah yang berada di Kabupaten Ponorogo tersebut.
Apa yang telah di katakan oleh pendiri bangsa ini Ir. Soekarno "Berikan aku seribu orang tua maka akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan dunia". Dari pesan suci tersebut. Sebagai generasi penerus selayaknya kita semua mampu mencintai, melestarikan dan menjaga nilai-nilai sejarah bangsa ini, khususnya situs purbakala Gua Lawa Sampung agar tidak lenyap oleh keganasan modernitas.
Narasumber:
Bapak. Rokhim Juru Kunci Gua Lawa Sampung.
Penggali Sejarah:
1. Ahmad Sofyan.
2. Adi Supriyanto.
#Gua Lawa Sampung
#Abris Sous Roche
#Zaman Mesolithikum
#Sampung Ponorogo