PUISI KESEPULUH |
dokpri || kesepuluh bukan keluh |
Malam adalah kedamaian tuk olah pikir dan jiwa.
Akupun ditemani penggoda kehangatan secangkir kopi AA.
Aromanya menyandingku dengan penuh rasa.
Heningnya malam kan mengetukku meramu aroma sastra.
Mengolah gerak jadi kata penuh makna itu seperti Pelayaran diluasnya samudera.
Terpaan badai, angin, gelombang adalah kekuatan tersirat tiap denyut nadi goresnya.
Kau dan Aku tahu, puisi kesepuluh itu selaksa perahu pelayaran kan tiba di dermaga cita.
Kaulah penunggu ditepi selaras memikat disetiap katanya.
Aku bersamamu pasti menulis puisi terakhir itu.
Ahhh, akhirnya selesai juga.
Bagaimana denganmu?
Bumi Reog
Kota Lumpia
Selasa, 31 Desember 2019